Ada yang PHP, ada yang Bikin Ngakak, Ini Serba Serbi Meeting
Friday, October 12, 2018
Kedengerannya keren ya, kalau ngomong, "ada meeting nih," dengan wajah sok penting. Sejak menjadi self employed, gue harus bolak balik meeting. Sebenarnya sejak ada bendera 'Alsya Communications' udah pake meeting meski cuma beberapa kali karena saat itu masih jadi karyawan.
Baca:
Mau bisnis tapi nggak ada modal? Gampang ikuti Tips dari Futri Zulya Ini
Wahana Jejak Nutris, Ajak Anak Berimajinasi Sekaligus Bermain
5 Makanan Seru ala Italia di Iceberg Pizza and Gelato Cikini
Resik V Manjakani, Cara Cepat Memutihkan Daerah Kewanitaan
Nah, pas jadi self employee beneran, saya bolak balik meeting. Ada yang berakhir happy, ada yang bikin jengkel, ada yang bikin kezel, ada yang sedih atau bikin ketawa guling-guling. Itulah seni-nya self employee, harus pinter cari klien, lalu meeting dan presentasi dengan upaya agar si klien hire kita.
Yang enak tentunya nggak perlu pake meeting, direkomen temen, si klien kontak, kita deal kerjaan lalu beres. Nggak ngabisin waktu, nggak ngabisi duit dan nggak capek jugakan karena kepikiran serta deg-degan menunggu jawaban.
Ini ada beberapa pengalaman meeting yang bikin saya senyam senyum sendiri, malah seru dan suka jadi bahan ketawa.
Biasanya kalau pertama kali ketemu, saya siap-siap bikin materi dan bawa laptop. Jadi biar klien mengerti penjabarannya. Sebisa mungkin dibuat gampang .
Selain itu, malama hari sebelum meeting, kita harus tahu soal si klien. Tentu ya dari browsing di google atau liat Instagram. Harus paham, soal si klien, perusahaanya apa, dia kayak gimana, kehidupan sosial seperti apa, bagaimana perusahaanya apakah stagnan, menurun atau naik, dan lain sebagainya. Dari rangkuman itu bisa ada bayangan dan bekal persiapan kita ketemu mereka esok harinya.
Meeting saya ini bukan selalu soal kerjaan media consultant, ada juga soal penawaran media sosial officer atau penulis. Yang paling KZL adalah meeting PHP (pemberi harapan palsu), ketika meeting kayaknya sok iye banget gitu, bakal deal. Nggak taunya , ditunggu tunggu nggak ada kabar, berasa pingin gigitin pager rumah.
Baca:
Papsmear di YKI Lebak Bulus Bisa Pakai BPJS
Sempat Menolak Anak Nyantri, Akhirnya Anak Masuk Pesantren
Ke Semarang, Pengalaman Pertama Kali Naik Kereta Api dengan Anak Balita
Ada beberapa jenis meeting yang saya bagi beberapa kategori.
Ini Meeting PHP ya.
1. Meeting dengan orang penting di sebuah gedung milik negaralah. Serius dong, pake baju formil. Saya udah buatkan konsep segala, ternyata orang penting terkenal seluruh Indonesia itu diwakilkan (yaiyalaaa sibukkk). Saya bawa tim, untuk menunjukkan kalau kita profesional.
Si ibu yang jabatannya lumayan penting itu manggut-manggut di sebuah ruangan VIP mendengarkan presentasi saya. Ruangan itu katanya ruangan para petinggi kalau rapat di situ. Setelah mendengarkan konsepnya, lalu mereka mencari waktu yang pas untuk eksekusi. Dicarilah waktu yang pas 'si target' ini (untuk brand awarness ceritanya), di mana dia nggak sibuk. Gue udah GR dong, secara bakal jadi event besar yang targetnya orang penting pula. Yang past kalau deal, uang gede masuk itu ke tabungan hahahahah.
Meeting selesai, kita berfikiran postif kayaknya bakal deal. Ditunggulah seminggu, 2 minggu, lalu bertanya kepada teman yang menjembatani pertemuan itu. Katanya, "Sori, dia sibuk banget kayaknya susah cari waktu." Batal. Dan si target penting ini sampai sekarang juga nggak menjadi apa-apa, coba deal sama kita, pasti sekarang 'jadi apa-apa'. LOLSSSSS
2. Meeting dengan sebuah perusahaan properti
Nah ini yang nyebelin bin jengkel. Berdua dengan teman bertemu dengan manajer marketing perusahaan itu. Biasalah, meeting anak milenial di Starbuck, ini juga kita digratisin, nggak ditawarin minum atau lainnya hahha *ketawagulinggulingpaketengkurep
Dia dengan asistennya mendengarkan presentasi gue, mencoba dijelaskan sedetil mungkin. Terlihat tertarik, kenapa? Karena dia menyebut mall lain yang perlu kita promosikan juga. Udah diawang-awang dong...responnya positif banget.
Lalu dia dan asistennya mengajak kita keliling mall itu, yang menurutnya sepi dari pengunjung lantaran konsep berbeda serta sudah banyaknya persaingan. Keliling lumayan lama tuh, karena dia menjelaskan macem-macem, banyak area menarik. Dan tiap area gue kasih penjelasan, "ini bagus bu untuk dibuatkan ini, itu bagusnya untuk..bablablaaa...."
Pokoknya auranya saat itu positif banget dan selangkah lagi deal. Lalu dia bilang ke gue, "Mbak tolong proposal dibuat detil saya akan presentasi ke CEO." Waaa...keren donggg...Gue sama temen udah lirik-lirikan kesenangan. Okeh..
Ditunggu nggak ada kabar, 2 minggu berlalu gue WA jawabannya, "saya belum presentasi ke CEO."
Pas dia WA gitu, gue udah mulai pesimis. Kalau dia serius, pasti udah mau cepat eksekusi dan sudah ada kabar positif. Dan berlalu gitu aja nggak ada kabar. Saya juga emoh cowel cowel lagi. Case Closed. Dan ampe sekarang mall itu, juga gitu gitu aja, nggak ada perkembangan, (yyuukk)
3. Meeting untuk sebuah event besar
Bersyukurlah menjadi mantan wartawan, banyak link, banyak direct contact ke orang penting (tapi nggak selalu semulus kaki Chibiii). Awalnya gue kontak ke konseptor event besar itu, dapat kontak dia lantaran pernah wawancara untuk media gue. Menawarkan diri untuk membantu promosi mengingat, event sebesar itu kok gaungnya kurang. Lalu dia minta gue kontak orang PR, dan si PR ajak ketemu.
Sampai di tempat meeting, ternyata orang PR nya nggak ada, malah diwakilkan ke asistennya yang masih muda. Dari sini gue udah pesimis. Gue pribadi berasumsi, jika seseorang memang niat untuk kolebaorasi dengan serius, dan dirasa penting, pasti dia sendiri yang maju untuk meeting bukan diwakilkan. Karena dia harus tahu, apa yang ditawarkan, apakah memang penting untuk produk dia. Yekan?
Benar saja, seminggu kemudian gue WA si assiten untuk tanya progressnya, jawabannya. "Dana nya nggak ada mbak." What?? Event nasional yang disupport pemerintah dan di jumpa pers dibeberkan kalau mengalami keuntungan miliaran nggak ada dana promosi? Mbok ya ngibul jangan sama wartawan gitu lhooo.
4. E Commerce
Ini mau dibilang PHP dan menjengkelkan terserah sih, dua-duanya juga boleh. Meeting dengan sebuah e commerce besar, ngobrollah kita. Lalu dia minta apa yang dia mau dari kita (gue sama temen waktu itu).Terus dia minta data dan konsep, kita kirim ke email, berlalu lama, ternyata nggak ada kabar. Konsep dan data gue udah dipegang dia, nasib lahhh, rejeki dia. Hiks
Ini Meeting Bikin Ketawa Guling Guling
Sebenarnya ini antara miris dan bikin ketawa, tapi kalau diinget lagi beneran bikin ketawa guling-guling.
1. Direkomendasi teman kalau kliennya sedang mencari seorang sosial media officer untuk perusahaanya. Gue browsing, memang perusahaanya nggak ada sosmed yang mumpuni, malah kacau. Tssaaahhh soknya gueeee
Gue terima tawaran itu dan si klien WA untuk mencari waktu meeting yang pas. Kalau untuk freelance okelah, lumayan untuk penambahan masukan bulanan, toh bisa kerja dari rumah. Lalu sepakat kita ketemu di sebuah resto. Seperti biasa gue bikin proposal, untuk kasih bayangan ke dia, job desk, dan apa yang harus dilakukan untuk sosmed nya.
Bertemulah dengan si klien. Orangnya menyenangkan, dan bener-bener buta dengan sosmed. Gue jelasin sambil buka laptop dan dia kayaknya happy tuh. Dia malah mau hire gue untuk waktu yang lama, tapi gue bilang mending pake term aja, misal per 6 bulan dulu. Dia kekeuh, minta lama, okeh gue manut.
Terus dia tanya soal fee gue. Sebelumnya gue bilang ke dia pernah nyaris deal dengan sebuah mall jadi sosmed officer, gue sebutin jumlah penawaran mereka. Pas denger angkanya dia mengkeret.
"Perusahaan lagi susah sekarang, banyak persaingan bla bla blaa.." Lalu dia ngomong untuk sementara waktu karena masih awal akan berdayakan 'orang biasa' dulu yang bisa dibayar 1,5 -1,7 juta per bulan. (what??).
Terus kita berpisah, dan gue senyum-senyum sendiri ketika mengingat bagaimana semangat di awal untuk hire gue, LOLS..
2. Perkenalan dari sebuah traveling bareng. Ngobrol, bercerita ternyata dia punya Tour and Travel dan pingin mengubah konsep websitenya. Jadi dia pingin gue menulis untuk websitenya soal proyek travel yang dihandle oleh perusahaannya. Gue mau dong, itung-itung jelong-jelong gretong.
Meeting-lah kita di sebuah resto, kebetulan gue dateng duluan jadi pesen makanan bayar sendiri (FYI, mending kalau diajak miting orang, kita dateng telat deh supaya dibayarinkan, huahahahaaaa). Dan dia dateng lumayan lama karena macet.
Nggak lama dia datang, terus ngomong apa yang dia inginkan untuk job desk gue. Gue manut, ikutin mau dia selama masih oke. Dia sebutin beberapa proyek yang udah deal, terus dia maunya gue harus menulis kayak gimana. Gue juga kasih saran untuk websitenya, positiflah endingnya.
Beberapa hari kemudian, dia WA langsung ajak ke beberapa event untuk traveling, masih di Jabodetabek sih. Terus dia kasih tau honor gue segini sehari, sedangkan untuk transpot, akomodasi udah bersih.
Kalau dilihat jumlah honor itu kecil banget, untuk urusan meliput dan menulis, belum capeknya. Tapi demi memenuhi penggilan jiwa gue untuk traveling, gue terima tawaran itu, oke. Lantaran pergi tertulis di tanggal 3 hari, gue WA dia untuk make sure kalau honor yang gue terima jadi segini.
Dia diem, menghilang tanpa kabar. Sebulan lebih berlalu, dia kontak lagi ajak meeting. "Sekarang yang serius ya." Lhaaaa,, sapehh yang nggak serius mpok?? Tapi gak jadi meeting.
Trus menghilang lagiiii...pas tanpa sengaja ketemu gue ungkit soal tawaran itu, dia membelokkan omongan. Ohh I see...ternyata dia bokek, perusahaanya belum banyak mendapatkan klien. Akhirnya skip.
3. Nah ini yang paling epik.
Jadi pada suatu hari bertemu seorang teman PR di Facebook. Teman ini tadinya PR di sebuah stasiun televisi besar, asumsi gue dia pasti sekarang kerjanya udah oke banget. Pedekate dong, basa basi yang udah basi. Akhirnya sepakat kita ketemuan di sebuah coffeshop.
Beli kopi bayar sendiri pula, dan kita ngobrol. Ternyata apa yang gue bayangin soal kondisi dia berbeda. Mau gue prospek nggak tega, eh dia malah prospek balik ke gue dengan menawarkan asuransi hahahaha (silahkan yang mau ketawa guling guling, gue izinkan sodaraku).
Akhirnya...BAY!
Tips untuk meeting agar nggak bete banget:
1. Siapkan baju yang nyaman dan sesuai karakter perusahaan atau si kliennya
2. Siapkan bawa duit banyak atau ATM, jejaga kalau disuruh bayar sendiri
3. Baca doa sebelum ketemu klien, bikin tenang deh dan nggak bikin mules
4. Jika klien nyebelin dan berbelit-belit, manut aja. Toh akan berlalu
5. Kalau nggak sesuai yang diharapkan, dibawa seru aja
6. Atur wajah dan sorot mata agar tetap santai dan happy, meski hati gondok banget
Yah segitu dulu ya, sebenernya banyak. Kalau yang bikin Happy mah, nggak terlalu drama jadi kayaknya kalau ditulis juga flat, heheheh. Makasih udah yang baca.
AAL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Seru banget bacanya mba. Bahasanya user firnedly XD aku ikut ketawa ngikik tapi juga ikutan gondok wkwk makasih hiburannya dan tipsnya 😍
ReplyDeleteHehehe makasih udh mampir
DeleteHahahaha. Maafkan aku ngakak2 Mba bacanya. Seru banget cerita meeting ada2 aja ya.
ReplyDeleteHahahha iya seni nya jadi freelancer
Deleteseru bacanya mba, hihihi
ReplyDeleteberdoa dulu sbl meeting jangan lupa :D
Iya doa dulu supaya gak mules2 😁
DeleteBeberapa point memang saya juga pernah ngalamin disaat meeting :D
ReplyDeleteTerima kasih Tips untuk meeting agar nggak bete banget, Teh.
Semoga bermanfaat juga bagi pembaca lainnya :)
Aamiin makasih udah mampir
Deletemeeting kalo serius kadang ga asik... tp bercanda? kadanag malah lupa apa yang mau di omonngi
ReplyDeleteHahaha iya kalo ketemu klien asik, kalo yg serius? 😁
Deleteterima kasih tips nya, lebih seneng yang meeting serius dan diselingi becanda hehe
ReplyDeleteNyari kim komen kok ga nemu nih mba...bacanya seru tapi memang tidak semua hes goal kan ya..namanya jg usaha..kerwn mba :)
DeleteHehehe iyaaa mksh udh mampir
Deletehahahhaa sumpahhh aku ampe ngakak guling-guling mb baca ini, i feel you dahhhh
ReplyDeleteHahahha sorriii slowrespon
DeleteAlhamdulillah kalau aku meeting suka dibayarin hehe
ReplyDeleteSori slowrespon ceu, how lucky u r hihihi
DeleteHahaha ya ampun, Mbaaakkk. Paling bete deh kita kalau meeting sama perusahaan terus endingnya mereka ngaku gak ada bujet. Ngapain ngajak meeting kalau gitu?! Aku pernah meeting di Starbuck untuk event anak nasional yang penyelenggaranya tokoh psikolog anak terkenal itu. Meeting di Starbuck, tapi yang minum cuma stafnya, Bok. Aku dkk kehausan sampe pulang. :))))
ReplyDeleteHuahahaa itumah kurang azaarr yaaa, sori slowrespon mbk e
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete