Liburan ke Dieng Plateau, Wonosobo Jawa Tengah, salah satu destinasi yang nggak boleh terlewatkan. Di dataran tinggi Dieng banyak keindahan yang tak bisa ditemukan di destinasi lainnya. Terutama melihat awan di bawah kita. Homestay di Dieng juga sebagai salah satu keunikan yang ditawarkan masyarakat di Dieng Plateau.
Salah satu alasan saya memilih Dieng adalah pingin banget menonton Dieng Culture Festival 2019 (DCF) pada Agustus lalu. Sejak lama pingin menonton musik di gunung, ternyata menyenangkan dan seruuuu.
Baca:
Pengalaman ke Dieng Culture Festival
Nah, di Dieng ini belum ada hotel.
Hanya homestay yang berteberan di sekitaran sana. Rata-rata rumah penduduk rela dijadikan homestay, harganya juga tergantung luas rumah dan posisi. Lantaran kemarin ada event DCF, semua rumah penduduk penuh untuj disewa. Nah saya ingin berbagi soal homestay di Dieng. Dan sempat ngobrol juga dengan orang sana soal homestay.Saya bersama rombongan sebanyak 15 orang mendapatkan satu rumah yang letaknya lumayan jauh ke dalam. Dari jalan raya masuk ke dalam perumahan. Dari jalan raya sebenarnya sudah banyak tempat penginapan, mungkin karena sudah penuh dan sesuai budget, panitia hanya mendapatkan homestay di dalam, Jalan jauh melewati banyak rumah lalu belok masuk gank.
Rumah ini ada ruang tamu yang kita jadikan tempat untuk tidur anak lelaki dengan bermodalkan alas karpet. Lalu ada 2 kamar dan ruangan lowong di depan kamar, juga ada dapur dan kamar mandi. Rumah itu normalnya yang saya dengar harganya perhari Rp 600 ribu, sedangkan ketika acara DCF itu sampai Rp 1 juta. Baiknya untuk menyewa rumah jika rombongan yang banyak jadi lebih murah.
Sebelum belok ke dalam gank, ada beberapa rumah besar bertingkat, yang disewa per kamar Rp 300 ribu sudah termasuk kamar mandi di dalam dan air hangat. Sedangkan untuk rumah lebih kecil jika ingin per kamar bisa Rp 100 ribu, tentunya kamar mandi luar.
"Di sini banyak pilihan homestay. Kalau sewa satu rumah biasanya cuma event. Banyak satu keluarga menyewa perkamar saja," kata si bapak yang mengaku menjadi penjaga rumah itu.
Soal makanan bisa disediakan, tinggal keinginan penyewa. Kalau saya boleh kasih saran, soal makanan lebih baik beli aja di luar banyak pilihan. Untuk makanan di Dieng, terbilang kurang bumbu dan rasa. Alangkah nikmatnya kalau membawa sambel botol dari rumah. Tapi kalau laper mah apa aja dimakan ya gaez.
Di kanan-kiri jalan itu semua homestay, rumah penduduk yang disewakan |
Masyarakat Dieng juga ramah, mereka akan menjawab segala pertanyaan, dan menginap di homestay kita bisa melihat keseharian masyarakat Dieng.
Ada juga pertanyaan, kalau semua rumah dijadikan homestay, lalu masyarakatnya tidur dimana? Jangan bingung malih. Seperti homestay yang saya tinggali, satu keluarga itu pindah ke rumah orang tuanya yang lokasinya di pinggir jalan. Jadi mereka tinggal turun temurun di sana, saling bergotong royong demi mendapatkan penghasilan. Begitu adanya.
Ini homestay yang kita tempati. Kamar 2 dan dapur juga kamar mandi |
Selain homestay ada pilihan lain yakni berkemah. Karena memang dari rumah penduduk ke beberapa area pegunungan Dieng agak jauh. Misalnya di Puncak Sikunir, Gunung Prau, Bukit Sidengkeng, dan area lainnya. Pihak sana menyediakan penyewaan tenda permalam Rp 150 ribu.
So selamat berlibur ke Dieng.
Semoga Bermanfaat
Nah ini penampakan sewa tenda atau berkemah |
AAL
No comments