Assalamualaikum, Hindari Hoax, Pahami Dulu Efek Samping 2 Vaksin Corona Ini-aliaef.com
Beredarnya informasi mengenai pemberian vaksin kepada masyarakat yang akan dilakukan awal tahun, tak pelak banyak yang khawatir atau bahkan takut. Tapi tak sedikit pula yang menerima lapang dada. Yang menolak lebih kepada faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin sebagai faktor pertimbangan mereka.
Kekhawatiran tersebut ditambah dengan hoax yang beredar, yang katanya bisa mengakibatkan lumpuh atau kematian.
"Fix saya nggak mau vaksin," kata seorang ibu dalam pembicaraan di sebuah grup WA.
"Nanti kena denda lho Rp 5 juta," ujar ibu yang lain.
"Nggak kok, itu hak kita mau vaksin atau gak. Ada undang-undangnya, nanti saya share," kata ibu lain yang berprofesi apoteker.
"Saya nunggu vaksin merah-putih aja," kata ibu satunya.
Riuhnya diskusi soal vaksin di grup WA itu menyebar ke grup dunia nyata, meski menjaga jarak, banyak juga ibu-ibu yang galau mengenai vaksin yang sudah ada dan siap disebarkan. Apalagi belakangan muncul berita jika vaksin yang diberikan pemerintah itu gratis.
Dalam perjalanannya, pengembangan vaksin yang efektif dan aman membutuhkan waktu tidak sebentar. Vaksin harus melalui proses uji klinis tiga tahap sebelum akhirnya disetujui dan bisa digunakan.
Daripada menerka-nerka dan memakain info hoax, lebih baik kita pelajari dulu yuk karakter dari dua vaksin yang sedang banyak dibicarakan di Indonesia yakni vaksin corona Pfizer dan vaksin corona Moderna.
Vaksin Pfizer diklaim 90 persen efektif, dan Vaksin Moderna dengan klaim efektivitas 94,5 persen. Meski dua perusahaan tersebut mengklaim vaksin mereka efektivitasnya sudah mendekati 100 persen, perlu diketahui bahwa tetap ada risiko efek samping yang bisa muncul.Berbagai efek samping tersebut diketahui dari pemantauan yang dilakukan terhadap para relawan, setelah disuntikkan vaksin dalam proses uji klinis.
Lalu efek samping apa saja yang ditimbulkan dari dua vaksin corona tersebut? Ini penjelasannya.
Vaksin Moderna
Perusahaan Moderna Inc mengklaim kandidat vaksinnya mempunyai efektivitas 94,5 persen, berdasarkan data awal uji klinis fase tiga. "Analisis sementara yang positif dari studi tahap tiga kami telah memberi validasi klinis pertama bahwa vaksin dapat mencegah penyakit Covid-19, termasuk penyakit parah," ujar CEO Moderna dikutip dari CNBC, 16 November 2020. Analisis tersebut mengevaluasi 95 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di antara 30.000 peserta uji coba. Sebanyak 90 kasus yang diamati merupakan kelompok plasebo, yang dibandingkan dengan 5 kasus pada kelompok penerima dua dosis vaksin.
Sementara Moderna akan mendapatkan kepastian izin dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Sarikat pada 17 Desember 2020. Dan vaksin Moderna telah resmi mendapatlkan persetujuan darurat dari BPOM AS pada Jumat 18 Desember 2020.
Meski terlihat memiliki harapan tingga pada vaksin moderna, tapi jangan salah, pasti ada efek sampingnya. Mengutip laman Business Insider, vaksin tersebut disuntikkan sebanyak dua kali pada setiap relawan, dengan jarak 28 hari antara suntikan pertama dan kedua. Efek samping kebanyakan muncul setelah pemberian suntikan kedua.
Setelah suntikan pertama, sebanyak 2,7 persen dari total relawan melaporkan adanya efek samping berupa rasa sakit di bekas suntikan. Lalu, setelah pemberian dosis kedua, efek samping yang dilaporkan timbul cukup bervariasi, yaitu:
- Kelelahan (9,7 persen partisipan).
- Nyeri otot (8,9 persen partisipan).
- Sakit pada persendian (5,2 persen partisipan).
- Sakit kepala (4,5 persen partisipan).
- Nyeri di bekas suntikan (4,1 persen partisipan).
- Ruam kemerahan di sekitar lokasi suntikan (2 persen).
Meski begitu, pihak Moderna menyebut efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang, dan tidak berlangsung lama, sehingga masih bisa ditoleransi. Salah satu relawan yang juga merupakan epidemiolog dan ahli penyakit menular, Lisa Fitzpatrick, mengaku sempat mengalami efek samping berupa nyeri di bagian lengan dan kelelahan. Namun, efek samping tersebut membaik dalam waktu kurang lebih 12 jam.
Vaksin Pfizer
Bicara soal efek samping vaksin corona Pfizer, Paul Hunter, profesor di Fakultas Kedokteran University of Anglia, mengatakan bahwa vaksin tersebut memiliki sejumlah efek samping, seperti sakit pada lengan yang disuntik dan demam. Namun, kepada The Guardian, Hunter menyebut bahwa efek samping tersebut bisa dibilang cukup umum terjadi pada proses vaksinasi.
Salah satu efek samping vaksin yang menjadi sorotan adalah petugas medis Alaska yang mengalami alergi parah usai mendapatkan vaksin Pfizer. Ia kini kondisinya sudah stabil, menurut otoritas kesehatan, dikutip Kamis 17 Desember 2020.
Reaksi negatif pada orang tersebut terjadi beberapa menit setelah disuntik vaksin Pfizer pada Selasa 15 Desember 2020, sama dengan dua kasus yang terjadi di Inggris. Gejala pada pasien paruh baya itu sembuh setelah diberikan obat alergi epinephrine, kata Lindy Jones, direktur departemen darurat tempat pasien dirawat.
Senada dengan hal itu, pihak Pfizer yang berkolaborasi dengan BionTech, Jerman, ini mengungkapkan bahwa ada beberapa efek samping yang bisa dialami para relawan selepas menerima suntikan. Hal itu disampaikan Pfizer dalam presentasi di hadapan para investor, seperti diberitakan Reuters.
Menurut pihaknya, dari laporan yang masuk, sebagian relawan mengalami sejumlah efek samping ringan hingga sedang setelah menerima suntikan, entah yang berisi vaksin ataupun plasebo. Efek samping yang dimaksud adalah kelelahan, sakit kepala, panas dingin, dan nyeri otot. Sementara itu, sebagian partisipan lain dilaporkan mengalami demam.
Potensi efek samping vaksin Covid-19 Pfizer:
1. Kelelahan (3,8 persen)
2. Sakit kepala (2 persen)
Nah dari tulisan di atas, kita bisa mengetahui persiapan apa yang bisa kita lakukan sebelum melakukan vaksin corona. Jangan percaya hoax sebelum mendapatkan informasi yang akurat.
Saya biasanya mencari informasi kesehatan dengan dasar yang kuat lantaran datang langsung dari dokter lewat Halodoc. Halodoc merupakan sebuah aplikasi dan situs web asal Indonesia yang bergerak di bidang kesehatan yang didirikan pada 2016 di Jakarta.
Banyak teman saya yang membeli obat atau cek rumah sakit lewat Halodoc. Ketika sudah sampai di rumah sakit, pihak RS akan menanyakan membayar via Halodoc atau langsung. Dari sini kita bisa melihat, jika menggunakan Halodoc lebih efektif dan efisien tanpa harus keluar rumah.
Di Halodoc banyak fitur yang sangat membantu, misalnya untuk tes covid. Pasien bisa memilih ingin menggunakan rapid, PCR atau Antigen. Selain itu bisa bertanya ke dokter dulu kapan saja dan dimana saja. Fitur lainnya adalah membeli vitamin yang bisa diantara kurang lebih 60 menit, karena Halodoc bekerjasama dengan beberapa apotek. Banyak fitur lainnya terutama di masa pandemi ini tanpa harus keluar rumah.
Semoga Bermanfaat
Alia Fathiyah
iyaa memang semua kyknya tetep ada efek samping yaa walau tergantung badan jg kyk yg dibilang mba Alia, kalau ada alergi obat tertentu mungkin bisa kambuh, atau misal efek samping normal kyk bayi2 habis vaksin gt.
ReplyDeletebtw halodoc ini ngebantu bgt loh kalau beli2 obat tengah malem :))
Iya soal vaksin memang nggak bisa dianggap gampang. Halodoc membantu banget ya
Deleteaku pernah ikut tes rapid di halodoc, beberapa kali juga pernah order obat dan konsultasi ke dokternya. emang ngebantu banget deh aplikasi ini.
ReplyDeletetapi soal vaksin covid 19 ini kalau memang cara terbaik, semoga bisa disegerakan ya mbak..
Iya ternyata teman-temanku juga pakai halodoc kalau mau ke rumah sakit
DeleteAku baru dengar soal nama-nama vaksinnya. Dan memang efek vaksin untuk tubuh itu sendiri pasti akan "greges" gitu ya istilahnya mah. Untuk memperkuat daya tahan tubuh kita juga apalagi ini untuk covid-19 semoga bisa disegerakan deh yaaa agar tuntas
ReplyDeleteSemoga masyarakat indonesia mendapatkan vaksin yang baik dengan segala hoax yang beredar
DeleteIya banyak banget hoax diluar sana tentang vaksin, kalo pun ada efek samping dari vaksin ya biasa aja kalo buatku.
ReplyDeleteSoalnya beberapa kali di vaksin, kadag ke badan pun bereaksi.
Ga sabar nunggu vaksin kopit, semoga sesegera mungkin teralisasi yaaa.
Bener, anak bayi aja kalau habis vaksin badan panas
DeleteNah, pas banget ni untuk persiapan sebelum divaksin untuk mencegah serangan covid, karena biasanya memang ada efek samping untuk vaksinasi ini dan gak semua individu mendapatkan efek yang sama (bisa ringan, bisa berat).
ReplyDeletemeski ada secercah harapan ya meski berita corona yang bermutasi mulai menyebar, 3M harus tetap disiplin terus, dan mengenai vaksin semoga efek sampingnya minimalis deh
ReplyDeleteBenar, meski sudah vaksin nanti kita tetap prokes 3 M
DeleteStay safe dengan 3M harus selalu dilakukan pokoknya ya, karena memang wabah ini belum berakhir sementara kita semua tentunya ingin segera mendapatkan perlindungan maksimal supaya gak sampai terkena, salah satunya dengan vaksin. Harus persiapkan segala sesuatunya dulu terutama cari info sebanyak mungkin mengenai vaksin dan efek sampingnya.
ReplyDeleteProkes 3 M tetap kita pakai ya mak
DeleteTrus yang bikin saya penasaran, vaksin mana yang digratiskan sama pemerintah ya? Belum di publikasikan ya Mba?
ReplyDeleteBelum kayaknya, agak ngeri ini, kita tunggu BPOM
DeleteNgeri hoax kesehatan itu makanya kita harus nyari dari sumber yang bener-bener valid. Halodoc selain memudahkan beli obat dan konsultasi jarak jauh juga ngasih info kesehatan yang bermanfaat biar Masyarakat ga kemanakan hoax
ReplyDeleteHalodoc itu infonya langsung dari dokter
DeleteHoaks emang gada habis2nya ya...kayaknya segala aspek selalu ada aja hoaksnya. Apalagi tentang vaksin..salah satu yang gurih buat jadi bahan hoaks..amit2...hahah Saya coba deh cek review vaksin lainnya juga untuk referensi untuk melindungi tubuh dr segala penyakit terutama kopit
ReplyDeleteHoax ini menyeramkan kasian orang-orang yang nggak paham
DeleteKalau efeknya "hanya" semacam ruam, lelah, nggreges, sebenarnya bukan hal aneh ya. Sebab, vaksin yang sudah umum pun bisa jadi berefek begitu. Namun, karena ini vaksin yang "dipercepat" prosedurnya jadi banyak yg khawatir. Saya sendiri sepertinya oke saja untuk mendapatkan vaksin ini jika nanti sudah didistribusikan. Jangankan vaksin, paracetamol saja bisa bikin seseorang alergi (kalau anak saya pernah alergi ibuprofen). Saya rasa nggak akan ada vaksin (atau obat) apapun yang bisa cocok di SEMUA orang.
ReplyDeleteBener, zat kimia yang masuk ke tubuh pasti ada reaksi
DeleteInformasi yang benar memang kudu banget disampaikan ke masyarakat agar gak simpang siur yaa...
ReplyDeleteApalagi mengenai vaksin Covid yang digadang-gadang bisa memperbaiki kualitas hidup masyarakat dunia.
Semoga yang terbaik untuk bangsa.
Aamiin
DeleteSinovac gak dibahas nih? haha
ReplyDeleteIya bener moga vaksin merah putih beneran jadi ya, setelah riset selama ini.
Yg penting sekarang nih jangan sampai sakit, caranya makan makanan bergizi, makan suplemen, olahraga, berjemur, gak keluar kalau gak penting.
hehehe sinovac belum ngeh akutuuu
DeleteVaksin tuh klo ga salah kan virus yang sudah dilemahkan dan dimasukkan ke tubuh ya, tentunya ada reaksi dari tubuh kita melawannya. Kayak vaksin untuk anak itu kan juga gitu ya, ada yang bikin demam juga sebagai tanda bahwa tubuhnya melakukan reaksi positif pada vaksin tsb.
ReplyDeleteindeed mbak
Delete