Assalamualaikum,
Hello besties, kita curhat lagi yuk soal dunia jurnalis. Meski sekarang nggak gitu aktif kayak dulu, tapi saya kadang masih memantau dunia media sekarang ini. Emang udah beda banget.
Di era digital saat ini, dimana klick bait seakan menjadi 'tuhan' , dimana viewers dan engagement atau eksposure dijadiin dewa, jadi segala hal dilakukan. Seperti terasa nggak ada lagi rem nya atau etika jurnalis nya. Mungkin gue sudah tua sehingga melihat hal ini berasa memprihatinkan. Nggak ada lagi pakemnya.
Membuat judul yang bombastis, meski isinya nggak sesuai judul atau kenyataan, kini makin mencuat. Belum lagi judulnya pannjjjaaannggg banget, kayak tulisan satu paragraf. Itu kemana redaktur? Editor bahasa? Atau pemred yang harusnya memantau keluar masuk berita?
Baca:
- Ketika PR Kebingungan perlakukan wartawan
- Cara Menulis berita untuk jurnalis baru, ini tips nya
- Mau Jadi Jurnalis? Ini Syarat Pentingnya
Karena gue lebih lama di desk entertainment dan lifestyle, gue mau komentarin aja di bagian itu. Meski di desk politik dan lainnya 11-12. Saya kasih contoh beberapa berita yang seliweran di internet ya.
Kayak misalnya berita baru-baru ini yang lagi heboh soal Nikita Mirzani dan anaknya Loli yang lagi viral. Hingga akhirnya Loli mengatakan kalau dia akan diadopsi ayah sambungnya, yaitu Antoni. Sampai sini beritanya judah bener, sesuai omongan Loli (karena gue nonton Youtube nya Antoni. Seneng aja liat Loli yang masih 16 tahun bahasa inggrisnya udah bagus, publik speakingnya juga, ceritanya runut)..Tetiba muncul berita di media online dengan judul, "Cinta terlarang antara anaknya Nikita Mirzani dan ayah sambung." Astagfirullah..gue langsung istigfar.
Atau antara El Rumi dan Fuji An. Padahal dari podcast Deni Sumargo nggak ngomongin soal Fuji. Alhasil di media muncul judul, "El Rumi tidak mau gimmick dengan Fuji an." atau El Rumi menolak Gimmick dengan Fuji an."
Satu lagi soal Luna Maya yang gosipnya berpacaran dengan brondong Maxime Boutier. Muncul berita soal komentar mantan Maximer yaitu Prilly Latuconsina dengan judul, "Prilly Latuconsina menggebu-gebu berikan tanggapan soal kabar Luna Maya-Maxime berpacaran,". Tau dari mana menggebu-gebu, siapa itu udah karatkernya Prilly yang kalau ngomong dengan cepat dan menggebu-gebu?
Bad news is good news.
Yang bikin gw agak 'galau' adalah, kadang media menulisnya terlalu berlebihan atau membuat analisa sendiri sehingga membentuk opini masyarakat yang ujung-ujungnya jadi fitnah. Apalagi tanpa konfirmasi ke narsumnya langsung.
Memang masih banyak media yang masih memegang pakem jurnalistik, taulah media mana aja yang udah terkenal kualitasnya (ehem...). Tapi sayangnya justru yang banyak view adalah media yang suka asal dalam menulis dengan judul yang panjang serta isinya jauh dari kaidah jurnalis. Yang penting itu di klik aja.
Nggak heran kalau netizen banyak yang komentar kalau wartawan sekarang ini dibilang wartawan pemalas. Ada banyak benernya. Karena kebanyakan mereka ambil berita dari media sosial, tinggal copas aja, lalu diselipkan dengan dengan komentar netizen. Nggak ada lagi itu cover both side. Jaman gue dulu, untuk muncul berita dari sebuah isu bela-belain dateng malem atau nunggu di depan rumah narasumber demi komentar mereka. Meski cuma ngomong, 'no komen'. Tapi bisa jadi beberapa berita dengan metode reportase. Keren itu. Wartawan jadi belajar pasang mata secara detil, belajar mengasah insting, mengasah bagaimana angle berita yang bagus. Jadi tiap media beritanya berbeda karena wartawannya menulis dari sudut pandang masing-masing. Nggak kayak sekarang semuanya seragam.
Baca:
- 9 Hikmah #DirumahAja Karena Wabah Covid-19
- Ke Gunung Uludag Turki, Indahnya Kota Bursa
- 6 Hal yang Perlu Diwaspadai Jika Pergi ke Luar Negeri
- Ke Turki Lebih Baik Membawa Dolar US, Lira atau Rupiah?
- Penerbangan Panjang ke Turki
Jujurly...menjadi wartawan itu adalah pekerjaan yang menyenangkan. Pekerjaan yang banyak warna. Bisa mengenal orang dari berbagai kalangan. Bisa masuk ke kelas ekslusif (presiden, pejabat, konglomerat, artis).
Dan sekarang guw bersyukur udah nggak di industri itu lagi. Dari semua desk, kayaknya yang agak aman itu otomotif kali ya. Bener gak si...mau ngejelekin produk atau ngebagusin, kan orang bisa menilai sendiri dari spek nya, atau bisa test drive. jadi nggak merasa tertipu.
Selain itu semakin ke sini, dunia jurnalis akan semakin sempit. Artinya makin selektif karena saking banyaknya citizen jurnalis atau media sosial yang melaporkan infiormasi terkini.
Begicuuuu...
Semoga Bermanfaat. yang mau komentar, monggo
No comments